Kabar Madura Terkini
Entri Populer
-
Sumenep, seruu.com - Perusahaan Penerbangan Nasional Merpati Nusantara Airlines merasa puas dengan keberadaan Bandara Trunojoyo Sumenep, M...
-
Bangkalan, kabar-madura – Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal, Desa Labang, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura, Di Kabarkan mening...
-
Bangkalan, kabar-madura – Fasilitas yang ada di gedung DPRD Bangkalan, Madura, bukan lagi menjadi tempat yang layak dalam membahas rancangan...
Kamis, 02 Desember 2010
TKI Asal Bangkalan di Kabarkan Tewas di Arab Saudi, Jasadnya Hingga Kini Belum Ada Kabar
Bangkalan, kabar-madura – Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Asal, Desa Labang, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Madura, Di Kabarkan meninggal dunia di Negara Arab Saudi, pada tiga tahun yang silam. Namun hingga saat ini pihak keluarga belum mendapatkan kabar yang jelas. Pasalnya, jasadnya tersebut tidak ada kabar berita baik dari bemerintah Indonesia maupun dari kedutaan Arab Saudi.
Identitas TKI tersebut bernama Kamilah Binti Tohir Muhammad (41) warga Dusun, Labang Anyar, Desa Labang, Kecamatan Labang, Bangkalan, Madura, di kabarkan meninggal dunia oleh rekan kerjanya asal Negara Pilipina kepada pihak keluarga. Dengan meninggalkan seorang anak perempuan dan suami tercinta. Sehingga pihak kelaurga sepakat memilih melaksanakan tahlilan hingga tujuh hari, untuk mendo’akan jasad beliau. Dan empat puluh hari hingga seribu harinya.
“Pada tahun 2007 lalu kelaurga di sini, di telpon oleh sese orang yang mengaku rekan kerjanya asal Negara pilipina, bahwa adik saya di kabarkan sudah meninggal dunia karena kecelakaan dari angkutan yang di tumpanginya, namun hingga saat ini jenazah adik saya itu tidak ada kabar juga, baik dari pemerintah maupun dari kedutaan arab saudi,” ungkap salah seorang Adik korban, Nurhasanah, kamis, (2/12/2010).
Nurhasanah menjelaskan, mendapat kabar tersebut pihaknya langsung menghubungi telepon selulernya kepada korban namun sudah tidak aktif, sehingga keluarganya sepakat untuk mengadakan doa bersama yakni tahlilan sampai tujuh hari. “Tapi kami antara yakin dan tidak yakin karena sampai saat ini jenazah adik saya itu belum ada kabar, apa di kubur di arab sana atau masih hidup,” ujar Nurhasanah dengan nada sedih.
Menurut Nurhasanah, Kamilah tersebut di kampu halamannya meniggalkan satu anak perempuan yang hingga kini hanya berharap jenazah ibunya tersebut di pulangkan semisal sudah meninggal, kalau masih hidup untuk pulang kembali berkumpul bersama keluarga. “Saya berharap kepada pihak pemerintah untuk bisa memberi informasi yang jelas terkait kabar tersebut apa benar meninggal atau masih hidup,” kata Nurhasanah.
Sementara itu, kepala Desa Labang, kecamatan Labang, Suparman berharap, kepada pihak pemerintah untuk dapat mencari satutus nama tersebut sampai ketemu sehingga keluarga yang di tinggal tidak selalu berharap. “Hingga saat ini status TKI tersebut belum ada kabar yang jelas, cuma pihak keluarganya itu mendapat kabar terakhir dari teman kerjanya. Siapa tahu dia masih hidup,” ungkapnya. [mif]
Lapter Trunojoyo Sumenep Jadi Pusat “Pilot School”
Sumenep, seruu.com - Perusahaan Penerbangan Nasional Merpati Nusantara Airlines merasa puas dengan keberadaan Bandara Trunojoyo Sumenep, Madura, bahkan merupakan potensi besar yang tidak hanya digunakan untuk Pusat Pelatihan Pilot, namun juga dapat dikembangkan untuk penerbangan komersial.
Direktur Operasi PT Merpati Nusantara Airlines, Kapten Asep Eka Nugraha menyatakan, dilaksanakannya Merpati Pilot School di Bandara Trujonoyo Sumenep, dikarenakan pada skala nasional, di Indonesia kekurangan sekitar 400 pilot setiap tahun dan tidak pernah terpenuhi sesuai kebutuhan. “Kekurangan tenaga Pilot di Indonesia, tidak sebanding dengan bertambahnya armada pesawat yang dikendalikan perusahaan penerbangan termasuk Merpati Nusantara Airlines yang akan menambah Pesawat sejenis MA 60 Citer sebanyak 15 unit,” ungkapnya, Kamis (2/12/2010).
Menurut Asep, untuk memperkuat jajaran penerbangan Merpati, dengan realita yang ada, jelas memicu perusahaannya melaksanakan Merpati Pilot School yang saat ini dipusatkan di Bandara Trunojoyo Sumenep. “Pemanfaatan Bandara Trunojoyo ini sebagai lokasi Merpati Pilot School , membuka peluang bagi putra daerah untuk dididik menjadi penerbang sesuai dengan kreteria standar internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan diwakili Yurlis Hasibuan menyatakan, kehadiran Merpati Pilot School di Sumenep dapat menjadi pendorong untuk memberikan kontribusi dalam kebutuhan sumberdaya manusia dibidang penerbangan. “Setiap tahun Indonesia membutuhkan sekitar 400 Pilot, sebab sembilan Sekolah Pilot yang dikendalikan sejumlah Maskapai Penerbangan Nasional, hanya menghasilkan 200 Pilot, sehingga kekurangan didatangkan dari negara lain,” ungkapnya. [mif]
Dewan Bangkalan Boyongan Ke Hotel Berbintang, Berdalih Bahas Raperda
Bangkalan, kabar-madura – Fasilitas yang ada di gedung DPRD Bangkalan, Madura, bukan lagi menjadi tempat yang layak dalam membahas rancangan peraturan daerah (raperda). Terbukti, kalangan dewan yang dibagi dalam tiga panitia khusus (pansus) boyongan ke hotel berbintang, guna melakukan pembahasan.
Adapun tiga pansus yang berangkat ke hotel tersebut, yakni Pansus I dan II, masing-masing diketuai oleh Mukaffi Anwar dan Imron Rosyadi, membahas raperda di Hotel Tunjungan Surabaya . Untuk Pansus III sendiri, yang diketuai oleh Mukaffi Kholil, memilih tempat lain yang lebih nyaman yakni di Hotel Oval, Jalan Dipenogoro, Surabaya , untuk melakukan pembahasan sebanyak tiga raperda.
Keberangkatan para wakil rakyat tersebut, jelas dan pasti dibebankan pada APBD dengan menghabiskan dana hingga puluhan juta rupiah. Belum diketahui secara pasti, jumlah dana yang dihabiskan oleh kalangan dewan tersebut. Cuma, informasi yang beredar, untuk uang saku para anggota saja dianggarkan senilai Rp675 ribuan.
Wakil ketua DPRD Bangkalan, H. Musawir. Membenarkan atas kebrangkatan para wakil dewan tersebut Ia menyatakan, memang ada pembahasan raperda oleh tiga pansus, di salah satu hotel yang ada di Surabaya . Cuma, dia sendiri berhalangan hadir karena ada agenda dinas lain yang juga perlu dihadiri. “Untuk lebih lengkapnya, coba tanya ke bagian kesekretariatan. Saya tidak tahu pasti, kapan dan di mana mereka akan rapat,” katanya, Kamis (2/12/2010).
Musawir menjelaskan, keberangkatan tiga pansus tersebut tidak ada persoalan karena sudah melalui pembahasan dalam rapat. Terpenting, sudah mendapat persetujuan dari pimpinan, karena Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) yang ditanda tangani jelas tujuannya.
Ditanya soal biaya yang dihabiskan, dia memilih untuk tidak komentar dan kembali menyarankan untuk tanya ke bagian kesekretariatan. Terpenting, dia berharap pembahasan tersebut bisa maksimal, sehingga sebanyak enam raperda yang diajukan oleh pemerintah kabupaten (pemkab) cepat rampung. “Kalau soal mereka membahas di hotel, sudah menjadi kesepakatan semua anggota,” urainya. [mif]
Langganan:
Postingan (Atom)